Minggu, 15 Januari 2012

Meninggalkan Shalat

Hari minggu, seperti biasa adalah hari yang paling cocok untuk 'hange out' dan 'shopping'.Bertepatan pada hari ini saya bersama teman pergi berbelanja ke factory outlet di kawasan JIEP Pulogadung. Tengah asyik berbelanja waktu ashar segera tiba, dengan dalih masih ada waktu, saya menunda shalat dan kami melanjutkan perjalanan ke Kelapa Gading untuk mencari makanan.

Sesampai di restaurant yang menyajikan ayam bakar Taliwang, sayapun sadar bahwa waktu telah menunjukkan jam 17.00. Dengan sopan saya pun menanyakan tempat salat di restaurant itu kepada pelayannya, sebelum mencicipi hidangan. Namun alangkah sayangnya ternyata restaurant tersebut tidak menyediakan tempat untuk salat. Saya mulai bertanya-tanya apakah makanan yang saya makan adalah makanan halal?. Dengan sedikit pembelaan di hati, "tempat salat tidak ada, dan sesekali tinggal salat ga apa-apa lah, toh juga nanti bisa shalat lagi". Akhirnya salat Ashar pun tinggal. Sesampai dirumah bakda maghrib, saya mulai membuka kumpulan hadist Shahih- Muslim bab tentang shalat. Dengan terkejut dan sangat menyesal saya membaca hadist ini ;

Jabir r.a berkata, "saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda "Batas antara seseorang dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat.
(Hadist riwayat Muslim, Ringkasan Shahih Muslim, M.Nashiruddin Al-Albani, Gema Insani, Jakarta 2005. Hal. 112

Ternyata yang dianggap 'sepele' oleh kita kadang adalah hal yang serius. dan seperti hadist diatas, Ternyata yang membedakan kita dengan orang-orang yang menyekutukan Allah dan orang kafir hanyalah SHALAT kita!

berkaca dari pengalaman, yang membuat saya akhirnya meninggalkan shalat sebagian besar adalah karena menunda-nundanya. dari itu sebaiknya Shalatlah diawal waktu, sehingga kita lebih khusuk dan lebih tenang karena kita telah menunaikan Perintah-Nya. Amiin...

Jakarta, 15 Januari 2012